Pendahuluan: Mengenal Ketimpangan Sosial di Era Digital Indonesia

Ketimpangan sosial di Indonesia semakin tampak di era digital ini. Mengutip Kementerian Komunikasi dan Informatika, hanya 64,8% populasi Indonesia yang memiliki akses internet. Ini berarti hampir sepertiga populasi negara kita masih tertinggal dalam revolusi digital. "Era digital seharusnya memberikan akses yang sama bagi semua orang, tetapi realitanya justru sebaliknya," ujar Dr. Rina Sulistyowati, ahli sosial dari Universitas Indonesia.

Meski internet dikenal sebagai alat demokratisasi informasi, ternyata masih ada rintangan bagi sebagian besar masyarakat kita untuk memanfaatkan potensi ini secara maksimal. Ketimpangan digital ini tak hanya ada di level akses, tetapi juga kualitas dan pemanfaatan. Mengutip data Badan Pusat Statistik, 58% pengguna internet di Indonesia menggunakan layanan ini hanya untuk media sosial dan hiburan.

Selanjutnya, Menelisik Penyebab dan Dampak Ketimpangan Sosial di Era Digital

Ada beberapa faktor penyebab ketimpangan sosial ini. Pertama, infrastruktur. Wilayah pedesaan dan terpencil masih minim fasilitas internet. Kedua, literasi digital. Banyak warga kita yang belum memahami cara kerja dan manfaat internet dengan baik. "Tantangan terbesar adalah bagaimana mencerdaskan masyarakat dalam menggunakan internet," kata Prof. Dr. Onno W. Purbo, pakar IT dan komunikasi.

Dampak ketimpangan ini sangat luas. Salah satunya adalah rendahnya partisipasi warga dalam perekonomian digital. Jika hal ini terus berlanjut, Indonesia bisa ketinggalan dalam persaingan global. Selain itu, potensi konflik sosial juga semakin besar. Ketika sebagian besar masyarakat merasa terpinggirkan, stabilitas sosial bisa terancam.

Pemerintah punya tugas penting untuk menangani masalah ini. Pertama, membangun infrastruktur digital yang merata. Kedua, meningkatkan literasi digital masyarakat. Menurut Dr. Rina, "Perlu kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengurangi ketimpangan ini."

Sebagai penutup, kita semua harus sadar bahwa era digital ini adalah peluang besar untuk memajukan bangsa. Namun, jika ketimpangan ini dibiarkan, justru bisa menjadi ancaman. Oleh karena itu, "mari kita bersama-sama membantu menciptakan Indonesia digital yang inklusif," pesan Prof. Onno.