Pengertian Hoaks dan Dampaknya terhadap Persepsi Publik di Indonesia

Hoaks adalah informasi palsu yang disebarkan dengan tujuan untuk menipu atau meresahkan masyarakat. "Hoaks bukan hal yang baru di Indonesia. Justru, perkembangan teknologi informasi telah memfasilitasi penyebarannya lebih cepat dan luas," kata Dr. Siane Indriani, ahli media dan komunikasi dari Universitas Indonesia. Dampaknya terhadap persepsi publik sangat signifikan. Masyarakat menjadi sulit membedakan antara fakta dan fiksi, serta cenderung mempercayai berita yang sesuai dengan keyakinan atau pandangan mereka sebelumnya. "Hoaks bisa merusak kepercayaan publik terhadap institusi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan," tambah Dr. Siane.

Membahas dampak hoaks, kita perlu melihat kasus ‘kopi jantan’ yang sempat viral di media sosial. Kabar yang menyebutkan bahwa ada kopi yang bisa meningkatkan vitalitas pria ternyata adalah hoaks. Akibatnya, banyak masyarakat yang terkecoh dan membeli produk tersebut. Dr. Siane menjelaskan, "Ini menunjukkan bagaimana hoaks bisa mempengaruhi perilaku konsumen dan merugikan masyarakat secara umum."

Bagaimana Hoaks Memengaruhi Opini Publik di Indonesia dan Cara Mencegahnya

Hoaks tidak hanya mempengaruhi persepsi, tapi juga opini publik. Pada isu politik misalnya, penyebaran berita palsu bisa mengubah opini publik tentang seorang kandidat atau partai. "Hoaks politik bisa memecah belah masyarakat dan merusak demokrasi," ujar Dr. Siane. Lantas, bagaimana cara mencegahnya?

Pertama, penting untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. "Masyarakat harus diajarkan bagaimana membedakan informasi yang kredibel dan tidak," terang Dr. Siane. Kedua, peran pemerintah dan regulator media juga sangat penting. Mereka harus aktif melakukan sosialisasi tentang bahaya hoaks dan membuat regulasi yang tegas terhadap penyebar hoaks.

Akhirnya, kita semua memiliki peran dalam mencegah penyebaran hoaks. Setiap dari kita harus menjadi konsumen informasi yang cerdas, yang tidak mudah percaya dan membagikan informasi tanpa melakukan verifikasi. "Prinsipnya sederhana, jika ragu, jangan sebarkan," tutup Dr. Siane. Dengan demikian, kita bisa meminimalisir dampak negatif hoaks terhadap persepsi dan opini publik di Indonesia.