Konsumerisme di Indonesia: Pengertian dan Perkembangannya
Konsumerisme, sebuah fenomena yang melanda berbagai negara, termasuk Indonesia, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. "Konsumerisme sendiri diartikan sebagai pola perilaku konsumtif yang dijadikan gaya hidup," jelas Dr. Euis Amalia, seorang pakar sosiologi. Tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan, konsumerisme menjadi bentuk ekspresi diri dan status sosial masyarakat.
Era digitalisasi mempercepat perkembangan konsumerisme di Indonesia. Menurut data dari Asosiasi E-commerce Indonesia, ada peningkatan transaksi belanja online sebanyak 49% pada 2020. Masyarakat terbawa arus kemudahan teknologi, membelanjakan uang untuk kepuasan instan dan gaya hidup.
Setelahnya, Dampak Konsumerisme pada Perubahan Sosial di Indonesia
Perubahan sosial adalah hasil yang tak terhindarkan dari konsumerisme. Prof. Bambang Setiawan, ahli ekonomi, menyatakan, "Konsumerisme membentuk ulang struktur sosial dan ekonomi kita. Kita bisa lihat hal ini dari perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat."
Individu yang sebelumnya memprioritaskan tabungan, kini menjadi konsumtif. Masyarakat berlomba-lomba membeli barang-barang terbaru untuk menunjukkan status sosial. Prof. Bambang menambahkan, "Hal ini juga memicu pertumbuhan ekonomi, namun bisa menimbulkan masalah ketidaksetaraan dan kesenjangan sosial."
Konsumerisme juga mempengaruhi nilai-nilai sosial. Masyarakat semakin materialistik, kurang peduli pada lingkungan dan keberlanjutan. Dr. Euis Amalia menandaskan, "Perubahan nilai ini bisa berdampak pada kerusakan lingkungan dan menurunkan kualitas hidup."
Sementara itu, konsumerisme juga membuka peluang baru. Industri kreatif dan teknologi mendapat dorongan dari tren ini. Namun, kita perlu waspada terhadap dampak negatifnya.
Sebagai penutup, konsumerisme telah membawa kita ke era baru. Perubahan sosial yang terjadi perlu kita tanggapi dengan bijaksana. Menurut Dr. Euis, "Kita harus mencari keseimbangan antara konsumerisme dan keberlanjutan untuk masa depan yang lebih baik."